Kadang aku mikir.
Aku nyesel kenal kamu, kenapa kamu ga dari dulu kenal aku?
Knapa kamu mau kenal aku? Kenapa kita harus kenalan? Kenapa?
Itu yang ada di benak diri ini sampai menghatui.
Ketika kita sudah bersama, semua itu terasa cepat. Bahkan
sangat.
Bayangin aja, aku udah kenal mau sejak lama. Ya Cuma kenal
sebatas nama gak lebih. Ngombrol juga ga pernah, bahkan kenalan aja engga. Dan
aku ga kenal kamu. Kamu itu siapa?
Hanya bisa melihatnya dalam kejauhan.
Lambat laun semakin kesini aku makin kenal kamu semenjak kelas aku sebelahan dengan kelasmu. Otomatis pergi atau pulang sekolah selalu liat kamu, istirahat liat kamu bahkan kamu duduk sebangku dengan teman baikku.
Rasa itu mulai tumbuh, waktu itu kamu udah ada yang punya.
Aku belum ngerasain tubuhnya rasa itu, aku belum peka waktu itu, tapi rasa itu
udah tumbuh di diri kamu bukan di diriku. Kamu nunjukin rasa itu dengan banyak
nanya tentang aku dengan temaku, sampai akirnya aku menerima kabar itu. Kabar
yang selama ini belum aku dengar bahwa “diem diem ada seseorang yang
mengagumimu”
Ada rasa yang bergejolak saat tau itu, rasa itu aku tahan, karna kamu udah ada yang punya dan aku ga mau berharap lebih. Ada eye contact saat kita bertatapan, tapi akhirnya aku selalu menghindar. Aku juga makin sadar akan tampilan diri ku sendiri “kalau cowok yang kita suka natap mata kita balik selama 3 detik tau lebih, itu berarti dia jga menyukaimu” aku ingat kata kata yang ada di majalah itu. Aku semakin yakin akan adanya rasa itu, dan rasa itu semakin tumbuh dengan cepatnya.
Sampai akhirnya kamu memilihku, dan kita bersatu menjadi
satu ikatan utuh. Tidak bisa di pisahkan ya itu pasti. Tapi mengapa di saat
ini? Saat kita berpisah sekolah, dan tidak akan bertemu lagi, aku baru bisa
menikmati semuanya? Mengapa tidak dari dulu? Mengapa baru sekarang?? Waktu yng
selalu salah, bertemu orang yang tepat tetapi waktu yang salah yang menyebabkan
ini semua .
Ada hal positive nya kita bersama saat mau tamat sekolah.
Menjadikan kita saling kuat menjalani hubungan, percaya, jujur akan semua hal,
tidak mudah bosan dan saling berhubungan satu sama lain. Tapi ada rasa ragu
akan semua hal itu, ada pertanyaan yang berkecambuk di dalam hati dan pikiran.
Can we? Would we? Dan pertanyaan bodoh lainnya yang menghantui seperti :
“gimana kalo kamu sekolah disana bertemu seseorang yang
lebih baik dari aku?”
“gimana kalo rasa kamu itu semakin mudar dan menjauh dari
aku?”
“gimana kalo kamu lupa sama janji kamu?”
0 komentar